Sepenggal Kesedihan

Harganya sangatlah mahal. Ia tak terbeli, bahkan dengan harga sepenuh langit dan bumi. Karunia agung yang tidaklah Allah anugrahkan kecuali jepada siapa yang Ia kehendaki. Itulah Hidayah. Sebuah rahasia Ilahi, yang tidak bisa di jangkau oleh akal logika. Ya. Hidayah taufik mutlaq ada di tangan-Nya.

Majalah Qudwah hal. 97

image

Saat Dauroh kemarin, ana di perlihatkan oleh seorang teman, teman lama saat di ma’had dulu. Awalnya setenga percaya, ah masa iya. Pasalnya, cadar yang dulu dia kenakan bahkan sejak kecil, umuran 7 tahun, di tanggalkannya. Okelah saat katanya, hukumnya sunnah, dan dia sendiri belum siap, dia berpegang dengan itu. Walau sedikit ngeganjal, kenapa baru sekarang, ana tidak berhak menghukuminya macam macam, toh dia memang berbeda pendapat. Hanya saja, sediki miris, ana faham betul, dia mengerti dengan hukum memakai wangi wangian saat keluar rumah dulu saat bersama sama di pondok, sangat keras dengan bau wangi akhwat saat keluar pondok, hatta berupa handbody yang nyengat. Ana sedikit kaget, akhwat siapa yang lewat, hingga ana melihat akhwat lainnya, sempat mengernyitkan dahi dan hidung, karena menusuknya. Awalnya ana berfikir, ohh, dia akhwat baru, maklumlah. Sedikit terlunjak kaget, saat seorang teman berkata, dia fulanah. SubahaanaLloh…bukan ana mengatakan dia terputus dari hidayah, mungkin saja, lagi lupa ataupun apalah alasannya…. Ana masih bersyukur, dia masih mau hadir di dauroh dauroh, dan tidak menututp kemungkinan suatu saat nanti Allah kembali membukakan hatinya untuk kembali menjadi akhowat yang kaffah.

Seketika ana teringat beberapa teman teman lainnya, yang malah terputus sama sekali dari menghadiri majelis majelis ilmu ~semoga Allah memberi Hidayah untuknya~

Cadar yang dulu di kenakan, di tanggalkan sedikit demi sedikit, hingga tak ubahnya seperti para awwam lainnya, jilbab gaul / jilbab sekenanya, berpakaian ketat, bertabarruj, laa haula wa laa quwwata illa billah. Melihat perkembangan mereka di fb semakin hari semakin menjadi. Bahkan, ada yang sampai mengupload foto tanpa berjilbab, dan di komentari para ajnabiy.

Dan sebabnya pun macam macam, ada karena tekanan orang tua, karena masa masa labilnya remaja, dan dari diri sendiri, walau orang tuanya juga sudah mengenal salaf.

Ana teringat chatting dengan seseorang, ketika itu ana tanya”kenapa anty jadi begini, apa tanggapan orang tua anti jika tahu? “
Jawabannya, “orang tuaku nda ada kudengar, nda ada bisa bilangika”

Hidayah itu mahal.

Terkadang di dapati, orang yang tinggal di lingkungan sunnah, orang tua juga mengenal sunnah dan mendukung, tidak memanfaatkannya baik baik tapi malah bermudah mudahan.
Terkadang juga, ada yang dalam kondisi sulit dan tekanan menjalankan sunnah, tapi justru mempunyai semangat berkobar.

Posted from WordPress for Android

2 thoughts on “Sepenggal Kesedihan

  1. yah, memang…menjadi santri pondok pesantren, bukanlah jaminan sseorg itu baik, krn hal itu kmbli kpd individu msing2 org…dan Alloh Maha Membolak-balikkan hati seseorg, nas’alullohas salaamah wal ‘aafiyah

Leave a comment