Kultweet Pernikahan

image

Akhirnya, kembali menulis lagi, setelah puas mo’jo gegara tulisan sebelumnya, hilang setengah, seelah di aplod. Dan parahnya, saya baru tersadarkan saat di komen oleh seorang mba mba teman blogger, ckckckc.
Kenapa tidak langsung saya lanjut ?
Tidak lain karena, ide menulis, itu ga instant dan itu terkadang suka ga bertahan lama di memori ingatan, kalau sudah berlalu ya menguap begitu saja :3
Akhirnya, saya memutuskan, untuk kembali di lanjut saat mood dan sudah ingat kembali, apa saja waktu itu point point yang sudah di jabarkan.
Tapi….
Bukan saat ini :p, rencana setelah lebaran saja.
Kali ini, saya ingin mengabdikan tweet tweet keren *menurutku, lagi bermanfaat, dari @fakta keren, supaya ga usah repot repot mencari cari tweet tweet nya yang semakin hari semakin tenggelam, dengan tweet tweet terbaru.
======================================
1. Wanita membutuhkan lebih banyak waktu tidur ketimbang laki-laki.
Walau pada kenyataannya, seringnya perempuan justru lebih sedikit waktu tidurnya, dikarenakan tugas tugasnya.

2. 1 hingga 2 tahun setelah melahirkan anak, bagi wanita anak nomor satu, sangat jarang masih bisa fokus pada suami.
Bagi kaum laki laki, tingkatkan lagi kesabaran dan pemaklumannya, kepada si ibu baru yang beradaptasi dengan suasana baru.

3. Wanita selalu punya harapan suaminya bisa bantu jaga anak, minimal ada support.

4. Saat anak masih batita, wanita biasanya labil, mudah tersinggung dan cepat marah, ini efek capek jaga anak, suami harus maklum.

5. Bagi wanita pria itu selalu salah, banyak curhatan para pria “selalu ada aja yg dianggap salah atau kurang, padahal sudah berusaha”.
Teguran untuk para wanita, untuk tidak hanya mau di mengerti, dan di maklumi tapi juga timbal balik ke suami, hohoho.

6. Wanita paling banyak galau dan mudah marah adalah ketika anak masih kecil ² dan nanti ketika menopause.
Catatan : tidak semua wanita seperti ini, hanya saja kebanyakan.

7. Laki ² itu makhluk logis sementara wanita sangat perasa, hal-hal sederhana bisa membuat wanita merasa senang dan sebaliknya.
Sudah bukan rahasia, laki laki lebih suka menanggapi sesuatu dengan logika, kebalikan dengan perempuan, dengan perasaan.

8. Banyak rumah tangga retak di masa masa awal punya anak, sama-sama capek secara fisik urus anak, sedikit energi utk sabar.
Inilah pentingnya saling pengertian untuk memperkecil konflik antara suami dan isteri.

9. Banyak laki ² merasa istrinya berubah total setelah menikah, sebenarnya bukan berubah tapi rasa lelah dan stres membesarkan anak.

10. Ketika anak sudah remaja dan bisa mandiri, biasanya suami istri sudah bisa kembali harmonis lagi, dan bisa saling perhatian lagi.

11. Hal ² seperti ini harus dipahami, agar mengurangi jumlah perceraian, yg sebenarnya hanya karena kurang paham kondisi alamiahnya.

12. Wanita itu diberikan hormon estrogen utk bisa nurture anak, laki ² diberikan hormon testosteron utk cari uang dan berjuang.
Makin menyadari, Indahnya syariat islam, yang menetapkan perempuan di rumahnya, dan laki laki yang mencari nafkah di luar rumah.

13. Wanita juga harus paham bahwa suaminya tidak mungkin bisa fokus cari uang tapi juga fokus bantu jaga anak. Sesekali mungkin bisa.

14. Pria juga harus maklum kalau istri lagi ngambek atau galau, krn ia capek jaga anak, untuk menggantikan posisi dia belum tentu bisa.
Jadi teringat, kata kata seorang guru laki laki dulu “guru TK itu butuh kesabaran, saya saja di tinggal 5 menit dengan anak anak kecil, sudah nda tahan”.

15. banyak laki ² meninggalkan istrinya karena merasa capek hati menghadapi istri yg suka tersinggung dan marah ².

16. Harapan wanita adalah suaminya harus bantu jaga anak juga. Harapan pria adalah istrinya bisa paham bahwa ia capek cari uang.

17. Perbedaan harapan dan bawaan hormon estrogen dan testosteron membuat keluarga muda sering cekcok

18.  Suami yg feminin yg ada hormon estrogennya, biasanya sangat bisa bantuin istri jaga anak. Namun apa iya harus cari pria feminin.
Kurang setuju dengan ini, banyak laki laki yang tidak di ragukan laki lakinya, tapi bisa sangat lembut ke anak anak, luwes, dan sabar menjaga anak anak, ngalah ngalahin perempuan.

19. Wanita yg hormon estrogennya tidak tinggi biasanya kurang feminin dan tdk bs jaga anak dg tulus, biasanya pake babysitter.
*hmmm sesuatu sekali.

20. Semua ilmu ini ada di konseling pernikahan, disadur dari buku-buku psikologi tentang pernikahan. Semoga bisa mencegah perceraian.

21. Wanita yg kadar hormon estrogennya tinggi biasanya tdk sanggup lepaskan anaknya utk diasuh org lain.

22. Pria sejati hormon testosteronnya tinggi, ini adalah hormon perjuangan dan kerja keras, banyak pria kurang bisa mengasuh anak.
Pria sejati, adalah yang sebaik baik akhlaknya kepada keluarganya, isteri dan juga “anak anaknya”.

23. Intinya hormon utk mengasuh anak dg penuh cinta adalah estrogen dan oksitosin, dua hormon ini cukup ada pada wanita feminin.

24. Anak lebih baik 2 saja, anak byk biasanya sama-sama tertekan, istri capek jaga anak, suami capek hadapi istri yg mudah marah.
Yang ini saya gagal faham dan tak setuju :3

25. Wanita selalu berharap suaminya ngerti isi hatinya sebelum ia utarakan, jadi suami diharapkan jadi dukun. Harus ngomonglah.
Sepertinya sudah menjadi khas kebanyakan perempuan, heuheuheu.

26. Ada wanita yg baru sampaikan isi hatinya ketika sudah beberapa saat, namun suami sudah keburu ada prasangka dan kekesalan.
Intropeksi buat laki laki juga.

27. Inti dari pernikahan yg harmonis adalah yang sedang tidak capek tolong ngalah sama yg lagi capek. Kalau tdk ada yg ngalah, repot.

Sekian kutipan kultweet pernikahan dari akun @fakta keren.

Memperkecil Konflik dengan Memahami Karakter pasangan

5 hari lagi genap 7 bulan, usia pernikahanku saat menuliskan ini.
image

Terinspirasi menuliskan ini, setelah membaca to be wonderful wife di tumblr pernikahan islam.

Jika kebanyakan pasangan lain di usia pernikahan hampir genap setahun, berasa baru baru saja menikah, tidak denganku, rasanya sudah lamaa sekali :p padahal ini Ramadhan pertama yang kulalui bersama si Dia.

Kata kebanyakan orang orang, bulan bulan pertama itu lagi sweet sweetnya, manis manisnya, dan apa lah istilahnya.

Tapi menurutku, justru bulan bulan pertama, masa masa tersulit untuk menyesuaikan diri dengan peran peran baru.
Peran sebagai isteri, sahabat, adik bagi suami. Dan peran anak, menantu, tetangga dalam waktu bersamaan.
Juga, tidaklah mudah menyatukan hati dan pola pikiran dua  anak manusia, yang berbeda karakter, pola pikir dan latar belakang.
Saya merasa, di bulan bulan pertama ini, menjadi masa masa adaptasi dan belajar untuk saling memahami antar pasangan. Dan masa masa, memindahkan alam ideal ke realita.
Di masa masa ini, terkadang sesekali tersandung kerikil *umumnya masalah masalah kecil yang tak parah bombastis :p.

Setelah mengevaluasi kejadian kejadian yang lewat, saya menyadari, sebab terbesarnya sandungan sandungan ini, di karenakan pasangan belum benar benar memahami karakter masing masing pasangannya, sehingga terkadang tidak memahami bagaimana gaya komunikasi yang tepat, ujug ujug malah menciptakan jurang antara suami dan isteri.

Inilah pentingnya untuk belajar memahami karakter pasangan,  yang dengannya kita bisa memahami, bagaimana proses komunikasi kita untuk mempersempit konflik konflik yang akan datang.

Kebutuhan perempuan dan laki laki, secara psikologis berbeda, mulai dari cara berkomunikasi, bersikap, cara menyelesaikan masalah, dan lainnya. Seperti kaum perempuan lebih mengedepankan perasaan yang kadang sulit di mengerti kaum laki laki dan kaum laki laki mengedepankan akal, yang kadang di anggap lain maksudnya oleh kaum perempuan. Inilah pentingnya, untuk belajar saling memahami karakter masing masing pasangan.

Tatacara komunikasi biasanya di pengaruhi lingkungan dan karakter.

Berbeda tatacara komunikasi orang dari lingkungan Kota dan Desa misalnya.

Dan mungkin ada baiknya juga, jika kita mengenal karakter pasangan secara psikologis. Dengan googling tes tes kepribadian dan tipe personality, untuk mengenal lebih dekat karakter pasangan dan cara memperlakukan sesuai tipe yipe karakter. Tiap  karakter membawa ke khas an masing masing, seperti koleris, sanguinis, plegmatis, melankolis, introvert dan ekstrovert, masing masing

Sebenarnya dalam masalah ini, Alhamdulillah, saya pribadi tidak mengalami kesulitan yang berarti, bukan hanya tanggal, bulan dan tempat lahir saja yang sama, tapi, karakter kami pun mirip mirip, *co swet kan :p. Cenderung introvert melankolis tapi ke orang orang tertentu bisa begitu ekstrovert.

Di dalam artikel to be wonderful wife, juga di sebutkan, selain tipe kepribadian yang mempengaruhi seseorang, juga lingkungan mengambil peran penting dalam pengaruh pola interaksi suami isteri . Seperti misal salah satu pasangan di besarkan di lingkungan Kota besar dan satunya di lingkungan Kota kecil.

Beberapa

Posted from WordPress for Android

Barongko Of The Day

Tepatnya tanggal 10 kemarin, tante ku dan sepupuku datang dari Palu. Kebahagiaan tersendiri buatku, secara tanteku satu ini, super pembersih jago masak. Walau hanya masak sayur bening, tapi sukses membuat kami besok besok merindukan sayur sayur bening khasnya. Kemarin saja, beliau masak sayur bening, jagung, campur terong, daun kacang, sedikit aneh menurutku, tapi rasanya, ternyata enak. Ternyata Sempit sekali pengetahuanku trntang sayur mayur, yang di bening hanya sayur bayam, heuheueheu.

Continue reading